Menerapkan pola investasi merupakan cara melindungi dan meningkatkan nilai aset di masa depan. Terdapat dua aset yang kerap dibandingkan saat ini ialah emas dan cryptocurrency (crypto). Keduanya memiliki karakteristik unik yang menarik bagi investor dengan profil risiko berbeda. Emas dikenal sebagai aset safe haven, sedang crypto sering dinobatkan sebagai "emas digital" dengan potensi keuntungan tinggi.
Namun, manakah menurut anda yang lebih menguntungkan di tahun 2025? Artikel ini akan membahas keunggulan, risiko, strategi investasi, serta perbandingan kinerja emas dan crypto untuk membantu investor membuat keputusan yang tepat.
Keunggulan dalam berinvestasi Emas :
✓ Memiliki Nilai Stabil yang stabil dan Safe Haven
- Emas telah digunakan sebagai penyimpan nilai/ Investasi selama ribuan tahun.
- Selama dalam keadaan ketidakpastian ekonomi atau inflasi tinggi, harga emas kerap cenderung naik.
- Saat inflasi meningkat, daya beli uang berkurang, akan tetapi harga emas cenderung naik sebagai lindung nilai.
- Emas bisa dijual di mana saja, dari toko emas di seluruh daerah Indonesia hingga pasar internasional.
- Tidak terindikasi atau terpengaruh oleh regulasi negara tertentu, berbeda dengan crypto yang kadang dilarang.
Adapun Risiko Dalam Investasi Emas
! Harga Naik yang Lambat
- Meskipun terbilang stabil, kenaikan harga emas tidak secepat aset berisiko tinggi seperti saham atau crypto.
- Emas batangan sejatinya disimpan di tempat aman, layaknya brankas atau bank, yang bisa menambah biaya penyimpanan.
- Meskipun stabil, emas tetap dapat mengalami koreksi harga dalam jangka pendek.
- Crypto, seperti Bitcoin dan Ethereum, sering mengalami kenaikan harga drastis dalam hitungan waktu yang terbilang singkat.
- Pada tahun 2021, Bitcoin mengalami kenaikan dari $29.000 menjadi $69.000 dalam kurun waktu setahun.
- Dapat dibeli dengan modal kecil melalui aplikasi, tanpa biaya penyimpanan seperti emas.
- Dengan berbasis teknologi blockchain, memungkinkan transaksi yang aman, cepat, dan transparan tanpa perantara.
- Dengan banyaknya jenis crypto (altcoin, stablecoin, NFT), investor memiliki lebih banyak pilihan.
- Pada suatu waktu harga crypto dapat turun hingga 50-80% dalam beberapa bulan.
- Sebagai contoh: Bitcoin turun dari $69.000 ke $16.000 pada 2022 sebelum naik kembali.
- Beberapa negara pernah melarang atau membatasi transaksi crypto, yang mana hal tersebut bisa memengaruhi harga.
- Sangat rentan terhadap peretasan jika tidak disimpan di dompet yang aman.
Faktor | Emas | Crypto |
---|---|---|
Keamanan | Sangat aman ✓ | Rentan terhadap peretasan ! |
Volatilitas | Stabil ✓ | Sangat volatil bisa naik/turun drastis ! |
Potensi Keuntungan | Kenaikan lambat ✓ |
Dapat naik drastis ! |
- Cocok untuk investor konservatif yang ingin menjaga nilai kekayaan dalam jangka panjang.
- Emas dapat digunakan sebagai hedging terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
- Investasi stabil tanpa fluktuasi besar.
- Lebih cocok untuk investor agresif, ataupun kalangan milenial yang siap menghadapi risiko tinggi.
- Pasang strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) guna mengurangi risiko volatilitas.
- Memilih investasi di Bitcoin & Ethereum lebih aman dibanding altcoin spekulatif/ memecoin.
- Gunakan dengan bijak 60% emas, 40% crypto untuk keseimbangan antara keamanan dan keuntungan.
- Ketika harga emas stabil, bisa mengambil keuntungan dari potensi kenaikan crypto.
- Apabila crypto sedang turun, emas bisa menjaga stabilitas portofolio.
- Goldman Sachs memprediksi emas bisa mencapai $3.000 per ons di akhir 2025.
- Jika kurs Rp16.500/USD, maka harga emas per gram di Indonesia bisa mencapai Rp1,6 juta.
- Standard Chartered Bank memprediksi Bitcoin bisa mencapai $150.000 di akhir 2025.
- Jika kurs Rp16.500/USD, maka harga 1 BTC bisa mencapai Rp2,47 miliar.
- Bila anda menginginkan stabilitas → Pilihlah emas.
- Bila anda menginginkan pertumbuhan yang cepat pada portofolio anda→ Pilihlah dan gunakan riset yang mendalam dengan memilih crypto.
- Apabila anda menginginkan keseimbangan → maka terapkan kombinasi keduanya pada portofolio anda.