Tuesday, 1 June 2021

Israel Tumbang Dalam Persepsi di AS, Jumlah Simpatisan Palestina Bertambah

0
Ghazinews.xyz - Bulan lalu, ketika Israel melakukan agresi terhadap 11 hari di Jalur Gaza dan Hamas yang terkepung, membalas tembakan roket, sesuatu yang penting tengah bergeser di belahan dunia.

Gambar Aksi Damai Pro-Palestina di Amerika Serikat
Israel Tumbang Dalam Persepsi di AS, Jumlah Simpatisan Palestina Bertambah

Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Israel tampaknya kehilangan pijakan dalam pertempuran persepsi di Amerika Serikat ketika anggota parlemen mempertanyakan kebijakan Pro-Israel kepada pemerintah mereka.

"Ini bukan mengenai kedua belah pihak, ini tentang ketidakseimbangan kekuatan, yang cenderung mendukung Israel sebagian besar karena dukungan militer dan diplomatik Amerika." Ucap anggota kongres AS Alexandria Ocasio-Cortez dalam sebuah pidatonya.

"Presiden telah menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Namun apakah orang Palestina tidak memiliki hak untuk bertahan hidup?"

Rekannya, Rashida Tlaib, membuat pernyataan yang menarik seluruh anggota kongres diterpa rasa emosional dalam pidatonya saat ia menceritakan kisah seorang ibu Palestina yang tak berdaya.

"Ia menyatakan malam ini aku menidurkan anak-anak di satu kamar, jadi ketika kami mati, kami mati bersama. Dan tidak ada yang akan hidup untuk meratapi kehilangan orang satu sama lain," tutur Tlaib sambil menangis. 

"Pernyataan itu membuat saya sedikit tersinggung karena kebijakan dan pendanaan negara saya yang menyangkal hak seorang ibu untuk dapat melihat anak-anaknya hidup, dan hidup, tanpa rasa takut."

Hampir 250 orang Palestina yang telah menjadi korban dalam serangan udara Israel, 66 di antaranya adalah anak-anak. The New York Times mencetak wajah mereka di halaman depan dan berbagai publikasi terkait jaringan berita Amerika yang memberi lebih banyak ruang bagi suara pemuda Palestina melalui jalannya bentrokan.

Pergeseran persepsi Amerika mungkin dibuat mencolok oleh betapa antagonis kebijakan pemerintahan Trump terhadap tuntutan Palestina.

Sebuah jajak pendapat dalam waktu dekat ini mengungkapkan bahwa meskipun kesan Israel masih positif di AS, rasa simpati terhadap Palestina telah meningkat selama dua tahun terakhir, saat orang Amerika berjuang melawan diskriminasi rasial di negara mereka sendiri.

Pembaruan tahunan Gallup perihal pandangan Amerika mengenai konflik Israel-Palestina, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan sebelum kekerasan baru-baru ini berkobar menunjukkan kaum pemuda dan Demokrat liberal semakin condong ke arah Palestina dalam konflik yang sulit diselesaikan.

Bahkan pandangan Partai Republik mengenai Otoritas Palestina meningkat dratis dalam tahun ini.

"Sementara 33 persen Demokrat liberal lebih bersimpati dengan Israel, 48 persen lebih bersimpati kepada Palestina, hal itu menunjukkan hasil skor simpati bersih untuk Israel hanya menyentuh angka 15 persen," menurut jajak pendapat Gallup.

Sebelum munculnya gerakan Black Lives Matter (BLM) untuk keadilan rasial dua tahun lalu, Demokrat Liberal bersimpati secara merata kepada warga Israel dan Palestina.

"Pandangan Demokrat moderat dan konservatif hampir merupakan bayangan cermin dari Demokrat liberal yang menunjukan angka 48 persen lebih bersimpati dengan Israel dan 33 persen dengan Palestina pada 2021, menghasilkan +15 simpati bersih untuk Israel," berdasarkan hasil survei tersebut.

Dalam laporan tersebut menyimpulkan, simpati bersih jangka panjang untuk Israel telah menurun di antara kedua kelompok Demokrat.

"Pandangan Demokrat saat ini berada pada titik kritis, dengan berbalik menunjukkan simpati mereka untuk Palestina kira-kira sama dengan simpati mereka untuk Israel, sementara Demokrat liberal telah sepenuhnya melewati ambang batas dan saat ini lebih bersimpati terhadap Palestina."

Dana al-Kurd, penulis Polarized and Demobilized, Legacies of Authoritarianism in Palestine dan asisten profesor di Institut Doha untuk Studi Pascasarjana, menyatakan bahwa perubahan persepsi berkat aktivisme digital yang konsisten dan efektif yang di perjuangkan oleh orang Palestina dari pada ruang redaksi Amerika.

Ia menambahkan inklusivitas yang lebih besar dalam partai Demokrat di bawah Joe Biden sebagai presiden AS tentu memainkan peran.

"Membawa lebih banyak orang kulit berwarna ke Kongres dan lembaga kekuasaan membuat perbedaan besar," ungkap al-Kurd.

"Hal yang paling terpenting, Black Lives Matter (BLM) yang benar-benar mengubah wacana dan mengubah cara orang memandang isu rasisme, hingga orang-orang Palestina sangat mendukung gerakan Black Lives Matter dan telah menjalin hubungan dengan para aktivis serta penyelenggara. Jadi itu telah mengubah persepsi tentang masalah Palestina."

"Kami melihat suara Yahudi untuk perdamaian, dan munculnya diskusi yang sangat progresif di antara orang Yahudi Amerika, semua itu telah mengikis dukungan untuk Israel." Imbuhnya.

Anwar Mhajne, asisten profesor pada Stonehill College di Massachusetts dan seorang ilmuwan politik yang berspesialisasi dalam hubungan internasional, mengakui bahwa tampaknya ada sedikit perubahan dalam sikap pers Amerika terhadap konflik tersebut dan mengaitkannya dengan perubahan yang lebih luas dalam politik AS.

"Beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Demokrat berbicara menentang dukungan militer Amerika Serikat untuk Israel dan menyerukan perlindungan hak-hak Palestina juga merupakan bukti peningkatan visibilitas suara Palestina dan pengakuan atas penderitaan serta pengalaman Palestina di wilayah tersebut," ucap Mhajne.

"Ini merupakan perubahan penting yang disadari oleh para aktivis di dalam dan luar negeri dan coba gunakan untuk mempromosikan perjuangan mereka.”

Disaat yang lain berharap perubahan pendapat di AS dapat mendorong pemerintahan Biden untuk tidak hanya memperhatikan konflik namun juga memainkan peran yang telah dijanjikan AS secara historis dan menjadi seorang perantara yang jujur.

Tamara al-Rifai, juru bicara badan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) memaparkan dalam pandangannya masalah konflik yang belum terselesaikan, termaksud penderitaan pengungsi Palestina, mendapat perhatian yang sangat dibutuhkan setelah waktu yang cukup lama.

"Dari dua juta masyarakat Palestina di Gaza, terdapat 1,4 juta pengungsi, sudah waktunya untuk membawa pembicaraan ke depan menuju resolusi yang langgeng." Tutur al-Rifai.

"Terdapat lingkungan yang kondusif untuk memikirkan kembali masalah pengungsi Palestina dan perlunya persamaan hak dan non-diskriminasi di wilayah Palestina yang diduduki ataupun di kuasai Israel," ucapnya kepada Al Jazeera.

"Komisaris Jenderal UNRWA memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis dan menegaskan kembali bahwa hanya jalur politik sejati yang dapat membawa perdamaian abadi dan bukan hanya gencatan yang rapuh," ungkap al-Rifai.

"AS telah melanjutkan kembali dukungan penuh kepada UNRWA dalam tahun ini, yang merupakan sesuatu yang benar-benar kami sambut, tidak hanya sebagai pendonor akan tetapi juga sebagai mitra dan negara anggota PBB dengan bobot/gravitasi cukup untuk membantu mengarahkan pembicaraan kembali ke satu titik guna menemukan solusi politik."

Seorang jurnalis Amerika, Emily Wilder, telah dipecat oleh atasannya yakni The Associated Press dilaporkan perihal tweet yang mencerminkan bias terhadap Palestina.

Namun Wilder membantah tuduhan tersebut dan dalam dengan sebuah pernyataan dia telah dijadikan korban dari penegakan aturan yang tidak simetris seputar objektivitas dan media sosial. Dia mengatakan AP memberitahunya bahwa dia dipecat karena melanggar kebijakan media sosial perusahaan namun tidak menyatakan tweet yang mana yang secara khusus melanggar kebijakan tersebut.

Sementara dukungan untuk Palestina tampaknya meningkat di Barat karena lebih banyak liberal memasuki pemerintahan dan ketika orang-orang Palestina, di dalam Palestina dan di seluruh dunia menggunakan platform digital untuk menceritakan kisah mereka, dukungan Israel secara signifikan berkurang.

Namun, terdapat momentum baru di komunitas internasional untuk solusi dua negara yang tampaknya telah dihapuskan di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Sumber, Al Jazeera.
Author Image
AboutGhazinewss

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment